SISTEM PAKAR UNTUK
MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN INDUSTRI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
Disusun Oleh:
Nama Anggota / NPM : Ilham
Ahmad Fahrizal / 12117848
Ilham.ahmadfahrizal@gmail.com
Kelas :
3KA31
Dosen Mata Kuliah : Karmilasari, DR.
JURUSAN SISTEM
INFORMASI
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
TANGERANG
2019
ABSTRAKSI
Sistem
perawatan mesin merupakan suatu hal yang sangat penting di industri untuk
memperpanjang umur mesin. Salah satu metode perawat yang sering digunakan
adalah predictive maintenance berdasarkan sinyal getaran. Metode ini dapat
memprediksi kerusakan mesin berdasarkan sinyal getaran yang timbul, dengan
demikian kerusakan parah dapat dihindari. Tetapi metode ini sangat tergantung
kepada pakar getaran untuk membaca karakteristik getarannya, sehingga tidak
memungkinkan untuk operator biasa tidak bisa berbuat apa-apa apabila para pakar
tidak ada. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan merancang sebuah aplikasi
sistem pakar berbasis android yang dapat mengidentifikasi kerusakan pada mesin
industri. Jenis kerusakan yang dapat diidentifikasi dalam aplikasi ini adalah unbalance, misalignment, kebengkokan
poros, kelonggaran, dan kerusakan pada bantalan. Diharapkan aplikasi ini lebih
praktis dan dapat digunakan oleh semua operator lapangan untuk mengidentifikasi
kerusakan mesin. Metode yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini adalah
metode certainty factor. Untuk
mengukur tingkat keakuratan hasil rancangan, aplikasi yang sudah diintall di
android dan divalidasi dengan hasil analisis pakar. Proses validasi data
aplikasi meliputi pengujian sistem yang dilakukan dengan membandingkan hasil
analisa pakar terhadap hasil analisa aplikasi sistem pakar. Pada penelitian
ini, data untuk validasi diambil dari data hasil pengujian getaran pada
mesin-mesin di industri. Sinyal getaran inilah yang dianalisis jenis
kerusakannya oleh pakar dan dirunning oleh aplikasi. Hasil validasi menunjukkan
tingkat akurasi aplikasi mencapai 100%.
1. Pendahuluan
Mesin merupakan komponen yang penting dalam proses
produksi di dunia industri. Mesin-mesin di industri umumnya bergerak secara
rotasi. Mesin-mesin rotasi tersebut rentan mengalami kerusakan. Kerusakan yang
terjadi dapat diakibatkan oleh batas usia pemakaian suku cadang. Sebenarnya
kerusakan dapat dihindari dengan proses penanganan dan pendeteksian dini
kerusakan pada mesin yang dikenal dengan proses predictive maintenance. Dalam kegiatan predictive maintenance proses analisa kerusakan dapat dilakukan
dengan melihat kecenderungan vibrasi yang dialami oleh mesin. Kerusakan yang
terjadi umumnya dapat diidentifikasi oleh ahli di bidang vibrasi dengan melihat
ciri-ciri kerusakan yang terjadi berdasarkan sinyal getaran. Namun, kelemahan
menggunakan jasa ahli dalam menganalisa kerusakan adalah memerlukan waktu yang
cukup lama dalam proses analisa. Dengan menggunakan jasa ahli atau analisa
secara konvensional, hal ini tentu saja menjadi sebuah kerugian atau kelemahan
tersendiri dan berdampak buruk bagi pengeluaran perusahaan terutama waktu.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, pengembangan teknologi sistem pakar
merupakan salah satu cara yang efektif. Sistem pakar adalah suatu program
komputer cerdas yang menggunakan knowledge
(pengetahuan) dan prosedur inferensi untuk menyelesaikan masalah yang cukup
sulit sehingga membutuhkan seorang yang ahli untuk menyelesaikannya. Sistem
pakar secara masif terus dikembangkan untuk dapat mempermudah kerja manusia
dalam segala bidang. Beberapa contoh aplikasi dari sistem pakar adalah dengan
dikembangkannya sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan sepeda motor. Sistem
pakar deteksi kerusakan motor dibuat dengan metode forward chaining dan berbasis android sehingga kerusakan sepeda
motor dapat terdeteksi dengan menggunakan aplikasi android. Contoh lain
pengembangan sistem pakar adalah untuk mendiagnosa gejala kerusakan mesin mobil
toyota menggunakan metode case based
reasoning. Sistem pakar diagnosa kerusakan mobil Toyota dirancang dengan
menggunakan metode berbasis kasus dan berbasis website sehingga dapat
mendiagnosa kerusakan mobil Toyota. Kedua penelitian tersebut membuktikan bahwa
sistem pakar dirancang agar mempermudah kerja manusia tak terkecuali untuk
mengidentifikasi kerusakan mesin industri. Maka dalam penelitian ini akan
dirancang sistem pakar berbasis android dengan menggunakan metode certainty factor. Metode certainty factor menyatakan kepercayaan
dalam sebuah kejadian atau fakta berdasarakan bukti atau penilaian pakar. Certainty factor menggunakan suatu nilai
untuk mengasumsi derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. Sehingga,
berdasarkan fakta-fakta gejala kerusakan yang ada dimasukkan ke dalam sistem
pakar maka akan didapat kemungkinan dari jenis kerusakan yang terjadi. Dengan
adanya sistem pakar untuk identifikasi kerusakan mesin berbasis android dinilai
dapat menjadi salah satu solusi bagi perusahaan dan teknisi pemula dalam
membantu perannya untuk melakukan proses analisa kerusakan lebih efektif dan
praktis sehingga tindakan perbaikan dapat segera dilakukan.
2. Metode
2.1 Rancangan
Sistem
Dalam penelitian ini, sistem dirancang
berdasarkan use case diagram. Use case diagram digunakan untuk
memodelkan proses pada aplikasi berdasarkan perspektif pengguna sistem. Diagram
ini terdiri atas diagram untuk use case
dan actor. Gambar 1 menunjukkan gambaran use case diagram perancangan
sistem
2.2 Data
Gejala Kerusakan
Setelah merancang sistem, langkah selanjutnya
adalah mencari data gejala keruaskan mesin untuk beberapa kondisi kerusakan
meliputi unbalance, misalignment, kebengkokan poros, kelonggaran, dan kerusakan
pada bantalan. Pada proses ini akan menjelaskan data-data terkait standar
vibrasi ISO 10816-3 dengan jenis-jenis kerusakan dan gejala kerusakan yang
dialami mesin. Data inilah yang nantinya akan dibuat program dan didahului
dengan adanya relasi data antara gejala dan kerusakan yang yang terjadi.
Selanjutnya, tentu kita butuh standar sebagai acuan. ISO 10816-3 dijadikan
sebagai acuan internasional untuk batas getaran yang diizinkan. Dalam
perancangan sistem pakar ini, data ISO 10816-3 akan dijadikan sebagai database
untuk menentukan apakah level vibrasi dari suatu mesin masih dalam batas izin
atau tidak. Gambar 2 menerangkan mengenai standar ISO 10816-3. Data ini akan
digunakan dalam pemrograman sebagai database batas vibrasi yang diizinkan
Tahap selanjutnya adalah penentuan indikasi kerusakan
pada mesin. Umumnya mesin akan memiliki ciri-ciri atau terdapat gejala tertentu
apabila mengalami kerusakan sehingga dari gejala yang timbul dapat
teridentifikasi kerusakan yang ada. Tabel 1 menyajikan indikasi atau
gejala-gejala kerusakan yang umumnya terjadi pada mesin industri.
Setelah gejala dan jenis kerusakan telah didefinisikan
maka langkah selanjutnya adalah membuat basis aturan. Adapun basis pengetahuan
yang dibuat dapat dilihat pada Tabel 2.
2.3 Menentukan
Nilai Certainty Factor (CF)
Dalam tahapan ini, penentuan nilai certainty factor
berdasarkan informasi hasil wawancara dengan pakar. Nilai CF didapat dari
qualitatif term yang diberikan oleh pakar sehingga menjadi nilai CF tertentu.
Adapun data penentuan nilai certainty factor untuk masing-masing gejala dapat
dilihat pada Tabel 3.
2.4 Implementasi dan Pengujian Sistem
Dalam tahap ini akan dilakukan pengujian dan validasi
hasil analisa aplikasi dengan hasil analisa ahli. Hal ini dilakukan untuk
menentukan tingkat akurasi aplikasi yang telah dirancang. Selain itu, validasi
juga dilakukan pada metode yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini.
Proses validasi metode certainty factor adalah dengan memebandingkan hasil
nilai CF aplikasi dengan nilai CF perhitungan manual. Validasi ini bertujuan
untuk menguji dan memastikan bahwa algoritma yang disusun pada program telah
sesuai dan benar. Adapun langkah-langkah perhitungan metode certainty factor
yaitu:
1. Menentukan nilai CF Pakar {CF(H)} dan CF
pengguna {CF(E)} yang didapat dari hasil wawancara pakar pada Tabel 2.
2. Perhitungan nilai CF dilakukan dengan mengalikan
nilai CF Pakar dengan nilai CF pengguna.
3. Mengkombinasikan setiap 2 nilai CF sesuai dengan
aturan yang ada. Dan apabila terdapat lebih dari 2 nilai CF, maka dilakukan
pengkombinasian nilai CF tersebut.
4. Mengalikan hasil nilai CF kombinasi dengan 100%
untuk mendapat jawaban dalam bentuk persentase
Kesimpulan
Dari hasil perancangan sistem pakar identifikasi
kerusakan mesin berbasis android dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi sistem
pakar yang dirancang mampu mengidentifikasi kerusakan mesin berdasarkan
karakteristik getaran yang menyatakan akurasi aplikasi mencapai 100%. Sehingga
aplikasi sistem pakar ini dapat digunakan sebagai alat bantu para teknisi dalam
proses analisa vibrasi.
Referensi
1. Kusrini,
S., 2008, “Sistem Pakar Teori dan Aplikasi,” Andi Publisher, Yogyakarta.
2. Putu, I.P.W., 2015, “Sistem Pakar untuk
Mendeteksi Kerusakan Sepeda Motor Berbasis Android,” Konferensi Nasional Sistem
dan Informatika, STMIK STIKOM Bali.
3. Abdullah, D., Azmi, K., 2016, “Sistem Pakar
Mendiagnosa Gejala Kerusakan Mesin Mobil Toyota Menggunakan Metode Case Based
Reasoning,” Reserachgate.
4. Durkin, J., 1994, “Expert Systems Design and Development,”
Prentice Hall.
5. Technical Associates of Charlotte, 2001,
“Vibration Analysis Module,” North Carolina, USA.
6. Girdhar, P., Scheffer, C., 2004, “Machinery
Vibration Analysis & Predictive Maintenance,” Netherlands, IDC Technologies.
7. Hasibuan, N.A., Sunandar, H., Alas, S., Suginam,
2017, “Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kaki Gajah Menggunakan Metode
Certainty Factor,” Jurnal Riset Sistem Informasi dan Teknik Informatika, 2(1):
29-39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar